Kamis, 10 April 2008

Yakin

(Risalah al-Qusyairiyah) ..Yakin


“Orang-orang yang beriman kepada (kitab) yang diturunkan kepada Engkau (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang diturunkan sebelmum Engkau, sedang mereka yakin akan adanya hari akhir”. (QS Al-Baqarah 4).


Dari AbduLlah bin Mas’ud diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Engkau tentu tidak akan rela kepada seseorang sebab kemurkaan Allah kepada mereka. Dan tiadalah engkau memuji seseorang atas keutamaan Allah Ta’ala yang diberikan kepada mereka. Dan engkau tidak akan mencela seseorang atas apa yang tidak diberikan Allah kepadamu. Karena sesungguhnya rizki Allah Ta’ala, kelobaan orang yang loba tidak akan dapat menghalanginya darimu, dan kebencian orang yang benci tidak akan mampu menolaknya. Karena sesungguhnya Allah Ta’ala dengan sifat ‘adil-Nya menjadikan kebahagiaan dan kesenangan dalam kerelaan dan keyakinan, dan menjadikan kesusahan dan dukacita dalam keraguan dan kemurkaan”.

Ahmad bin Ashim Al-Anthaki mengatakan, “Sesungguhnya sesedikit apapun yakin apabila sudah sampai ke lubuk hati maka hati akan penuh dengan cahaya, keragu-raguan akan hilang, hati akan penuh dengan syukur, dan bertambah takut kepada Allah”.

Diriwayatkan dari Abu Ja’far Al-Hadad yang mengatakan bahwa Abu Thurab An-Nakhsyaby pernah melihatku ketika aku sedang duduk di tengah padang pasir dekat kolam ikan, sedangkan saya selama 16 hari belum makan dan minum.

“Bagaimana posisimu saat ini ?“ Tanya Abu Thurab kepadaku.

“Saya sedang diantara ilmu dan yakin. Saya sedang menungu sesuatu yang dapat mengalahkan sehingga saya dapat bersamanya, yakni apabila ilmu yang menang maka saya akan minum, dan apabila yakin yang menang maka saya akan pergi”.

“Keadaanmu akan tetap seperti itu”. Katanya.

Menurut Abu Utsman Al-Hirri, yang dimaksud yakin adalah sedikitnya cita-cita bagi masa yang akan datang. Menurut Sahal bin AbduLlah, yakin merupakan tambahan iman dan realitas kebenaran. Dia juga berpendapat, yakin merupakan cabang dari ima, bukan pembenaran. Sedangkan menurut sebagian ulama, yakin adalah ilmu yang tersimpan di dalam hati. Ungkapan ini memberikan petunjuk kepada hal-hal yang tidak perlu diusahakan. Sahal bin AbduLlah mengatakan, permulaan yakin adalah terbukanya tabir rahasia. Oleh karena itu sebagian ulama salaf mengatakan, “apabila tabir penutup telah terbuka, maka keyakinan akan bertambah, pertolongan Allah akan didapatkan, musyahadah akan dapat dioptimalkan”.

Menurut Abu AbdiLlah bin Khafif yang dimaksud yakin adalah nampaknya berbagai rahasia melalui penerapan hukum-hukum yang implisit. Menurut Abu Bakar bin Thahir, ilmu selalu bertentangan dengan keragu-raguan sedangkan yakin tidak mendatangkan keragu raguan. Dia memberikan sinyalemen tentang hal itu pada ilmu kasbi (yang diusahakan) dan hal-hal yang berlaku untuk sesuatu yang badhi’i (riil). Oleh karena itu ilmu yang dimiliki oleh orang dalam permulaan merupakan urusan ilmu kasbi (yang diusahakan) sedangkan yang akhir merupakan urusan badhi’i.

Muhammad bin Husain mengatakan, “Sebagian ulama menyebutkan permulaan tempat (maqam) adalah ma’rifat, kemudian yakin, pembenaran, ikhlas, persaksian, kemudian ta’at”. Iman adalah nama yang mencakup keseluruhan. Ini dapat dijadikan indikasi bahwa permulaan wajib adalah ma’rifat kepada Allah SWT. Ma’rifat tidak aakn terealisir kecuali mendahulukan syarat-syaratnya. Ini dapat disebut pandangan yang benar. Apabila argumrntasi dapat teraplikasi dan keterangan dapat terealisir, maka pandangan yang benar akan menjadi optimal sejalan dengan aplikasi cahaya dan realisasi analisa seperti orang yang tidak membutuhkan analisa argumentasi. Inilah yang disebut keadaan yakin. Membenarkan Allah SWT terhadap apa – apa yang telah diinformasikan adalah mendengarkannya untuk memenuhi ajakan terhadap apa yang telah disampaikan melalui perbuatan di masa yang akan datang, karena pembenaran akan terwujud dalam bentuk-bentuk yang bersifat informatif. Ikhlas selalu terkait dengan hal-hal yang diikuti pelaksanaan perintah. Memenuhi ajakan dapat direalisasikan dengan persaksian yang baik. Pelaksanaan taat dapat dioptimalkan dengan tauhid (menyatu) dengan apa-apa yang diperintah dan menghindari apa-apa yang dilarang. Pengertian ini dapat dijadikan indikasi oleh Imam Abu Bakar Furak sebagaimana ungkapannya, “dzikir lisan merupakan kelebihan yang akan memenuhi hati”.

Menurut Sahal bin AbduLlah, diharamkan bagi hati mencela semerbak baunya hati karena ketenangan di dalam hati tidak tidak akan tertuju kepada Allah SWT. Menurut Dzunun Al-Mishri, yakin akan mendorong pendeknya angan-angan dan cita-cita, cita-cita yang pendek akan mendorong zuhud, zuhud akan memberikan hikmah, dan hikmah akan memberikan pandangan kritis yang membawa akibat yang baik. Dia juga berpendapat ada tuga bentuk dari tanda-tanda yakin. Pertama, sedikit pergaulan dalam bermasyarakat. Kedua, meninggalkan pujian dalam pemberian. Ketiga, tidak mencela orang lain apabila mendapatkan rintangan. Juga terdapat tiga bentuk dari tanda yakinnya yakin. Pertama, memandang Allah SWT dalam segala sesuatu. Kedua, kembali kepada Allah SWT dalam segala urusan. Ketiga, meminta pertolongan kepada Allah SWT dalam segala hal.

Menurut Al-Junaid RA yang dimaksud yakin adalah ilmu yang stabil dan tidak berbolak-balik, tidak berpindah-pindah dan tidak nerunah-ubah di dalam hati. Sedangkan menurut Ibnu atha’, atas kadar kedekatan mereka kepada taqwa, maka mereka akan menemukan yakin sebagaimana yang telah mereka temukan. Pondasi takwa adalah meninggalkan larangan, berarti meninggalkan hawa nafsumaka mereka akan sampai kepada yakin. Menurut sebagian ulama, yang dimaksud yakin adalah mikasyafah (rahasia terbukanya tabir). Mukasyafah terbagi menjadi tiga. Pertama mukasyafah terhadap hal-hal yang baik. Kedua, mukasyafah dengan menampakkan kemampuan. Ketiga, mukasyafah hati dengan esensi keimanan.

Perku diketahui bahwa mukasyafah dalam pembahasan ulamamerupakan pelajaran yang dapat merealisasikan sesuatu dalam hati dengan mengatur ingatan tanpa menimbulkan keragu-raguan. Terkadang mereka hendak bermukasyafah dengan hal-hal yang dekat yang dapat terlihat diantara keadaan jaga dan tidur. Akan tetapi kebanyakan diantara mereka meredaksionalkan hal itu dengan tidur.

Syaikh Imam Al-Qusyairi mendengar dari Al-Imam Abu Bakar bin Furak yang mengatakan, bahwa ia pernah bertanya kepada Abu Utsman Al-Maghribi, “Apa yang ingin engkau katakan”.

“Saya telah melihat pribadi-pribadi orang demikian....demikian...”. jawab Abu Utsman.

“Apakah engkau melihat dengan mu’ayyanah (penglihatan mata secara alngsung) atau mukasyafah (penglihatan mata hati) ?”.

“Dengan mukasyafah”. jawabnya

Menurut Amir bin Qais, seandainya tertutupnya rahasia telah terbuka, maka keyakinan akan menjadi bertambah. Menurut satu pendapat, yang dimaksud yakin adalah melihat benada yang nyata dengan kekuatan iman. Sedangkan pendapat lain menyebutkan, ayng dimaksud yakin adalah hilangnya segala hal yang bertentangan di dalam hati. Menurut Al-Junaid yang dimaksud yakin adalah hilangnya keragu-raguan di hadapan Allah SWT.

Saya (syaikh Al-Qusyairi) telah mendengar Ustadz Abu Ali Ad-Daqaq mnegungkapkan sabda Nabi Muhammad SAW tentang Nabi Isa bin Maryam AS, “Apabila Nabi Isa bertambah yakin, niscaya ia akan mampu berjalan di udara”. Beliau memberi petunjuk tentang hal itu terhadap keadaan Nabi Muhammad SAW sendiri yang telah mampu berjalan di malam mi’raj . di dalam kitab lathifal-Mi’raj dijelaskan, “Saya melihat Buraq sedang menunggu lantas saya berangkat”.

Syaikh Sary As-Saqathi perbah ditanya tentang yakin, beliau menjawab, “yang dimaksud yakin adalah ketenangan dirimu ketika mengelilingi jalur-jalur yang ada di dalam dadamu untuk meyakinkan bahwa gerakanmu di dalam dada tidak akan memberikan pertolongan dan tidak akan pula dapat menolak apa yang telah ditetapkan”.

Menurut Sahal bin AbduLlah, hati yang hadlir di hadapan Allah SWT lebih utama daripada yakin karena hadir ibarat tempat perlindungan sedangkan yakin ibarat pemikiran. Seakan-akan yakin dijadikan sarana untuk memulai hadlir , sedangkan hadlir merupakan kontinuitas yang abadi. Demikian juga seakan-akan hasil dari yakin diperbolehkan lepas dari hadlir dan dapat mentransfer kebolehan hadlir tanpa yakin. Oleh karena itu Imam Nawawi mengatakan, “yakin adalah musyahadah, yakni di dalam musyahadah terdapat yakin yang tidak menimbulkan keragu-raguan, kareana ia akakn disaksikan oleh orang yang tidak mempercayai tempat perlindungannya. Sedangkan menurut Abu Bakar Al-Waraq, yakin diibaratkan raja yang ada di dalam hati. Dengan yakin iman akan menjadi sempurna, dan Allah SWT akan diketahui, dan dengan akal Allah SWT akan dimengerti. Menurut Al-Junaid, para pemimpin berjalan di atas air dengan yakin, sedangkan orang yang meninggal dunia karena kehausan lebih utama keyakinannya daripada mereka.

Ibrahim Al-Khawas bercerita, “Saya bertemu seseorang pemuda di padang Tih, seakan-akan ia tampak seperti sebatang perak.

“Engkau hendak ke mana wahai pemuda ?” tanyaku.

“Hendak ke Makkah”.

“Apakah engkau berjalan tanpa membawa bekal, kendaraan dan nafkah ?”.

Dia menjawab, “Wahai orang yang lemah keyakinan, Dzat Yang mampu menjaga langit dan bumi, apakah Dia tidak akan mampu mengantarkan diriku ke Makkah tanpa ketergantungan ?”.

Ketika saya memasuki Makkah tiba-tiba saya berada di tempat tawaf, dan pemuda itu bersyair :

Wahai mataku yang terkelupas selamanya.

Wahai jiwa kematianku yang berdukacita

Jangan kau mencintai seseorang.

Kecuali Dzat Yang Maha Agung dan Mulia.


Ketiak dia melihat diriku, dia mengatakan kepadaku, “apakah engkau selalu lemah keyakinan ?”

Menurut Ishaq an-Nahr Jauri, apabila seorang hamba telah menyempurnakan hakikat yakin, maka cobaan akan menjadi kenikmatan dan kemudahan akan menjadi musibah. Menurut Abu Bakar Muhammad Al-Waraq, yakin terbagi menjadi tiga, Pertama yakin kepada kabar (yaitu ilmu yang dihasilkan dari khabar para Nabi SAW tentang sesuatu yang ghaib dari kesaksiannya berupa surga, neraka dan berbagai keadaan di hari kiyamat). Kedua yakin kepada petunjuk atau bukti (yaitu ilmu atau keyakinan yang dihasilkan dengan pemikiran yang berdasarkan dalil tentang kejadian alam, dan semuanya itu menunjukkan kebaruannya, kesempurnaan-Nya, kesempurnaan sifat-sifat-Nya, ketiga yakin kepada persaksian (ilmu).

Abu Thurab An-Nakhsyabi mengataakn, “Saya pernah emlihat seorang pemuda di padang pasir yang berjalan tanpa membawa bekal. Saya bergumam, ‘apabila pemuda itu tidak mempunyai keyakinan, maka ia akan meninggal dunia’”. Lantas saya bertanya, “Wahai pemuda, apakah di tempat seperti ini engkau tidak membawa bekal ?”.

Dia menjawab,” Wahai orang tua, angkatlah kepalamu apakah engkau emlihat selain Allah SWT ?”

Saya mengatakan, “pergilah sekehendakmu”.

Abu Said Ahmad Al-Kharaz mengatakan, yang dimaksud ilmu adalah sesuatu yang dapat memberikan pekerjaan kepadamu, sedangkan yang dimaksud yakin adalah sesuatu yang dapat mengantarkan dirimu (pada apa yang engkau harapkan).

Ibrahim AL-Khawas mengatakan, “Saya mencari penghidupan untuk mendapatkan makanan yang halal. Lantas saya berburu ikan. Suatu hari saya terjatuh ke dalam jala yang di dalamnya terdapat ikan. Ikan itu saya keluarkan dan jalanya saya lemparkan ke dalam air. Setelah itu saya terjatuh lagi ke dalam jala yang di dalamnya terdapat ikan yang lain. Ikan itu lantas saya lemparkan. Kejadian itu berulang-ulang sehingga ada suara ghaib mengatkan kepadaku, “Engkau tidak akan menemukan penghidupan kecuali engkau datang kepada orang yang ingat kepada kami lantas engkau bunuh mereka”. Setelah itu saya pecahkan kayu (alat untuk berburu) dan aku tinggalkan binatang buruan”.


Holy Quran Details

          IN THE NAME OF ALLAH THE MOST BENEFICENT, THE MOST MERCIFUL


HOLY QURAN

DETAILS

OF

SURA Nos.,

VERSES, Etc.,

In Alphabetical Order


&

Details of Sajda

Thilavath Ayaths

(The Index in the Traditional Order is also given for
easy reference)


(Please pass it on after reading it and you can reprint or
translate it into any other language and distribute without permission)



----------------------------------------------------------------------------
Traditional Place of Chronologi
S.NO * Sura Nos. * Name of sura * No. Of verses *Revelation * cal Order

----------------------------------------------------------------------------
A
1 6 Anam 165 Mecca 55
2 7 A'Raf 206 " 39
3 8 Anfal 75 Madina 88
4 21 Anbiya 112 Mecca 73
5 29 Ankabut 69 Mecca 85
6 33 Ahzab 73 Madina 90
7 46 Ahgaf 35 Mecca 66
8 80 Abasa 42 Mecca 24
9 87 A'la 19 " 8
10 96 Alaq 19 " 1
11 100 Aadiyat 11 " 14
12 103 Asr 3 " 13
13 107 Alma'un 7 " 17

B
1 2 Baqarah 286 Madina 87
2 17 Bani Israil 111 Mecca 50
3 85 Buruj 22 Mecca 27
4 90 Balad 20 Mecca 35
5 98 Beyinnah 8 Madina 100

D
1 44 Dukhan 59 Mecca 64
2 51 Dhariyat 60 " 67
3 76 Dahr 31 Madina 98
4 93 Duha 11 Mecca 11


F
1 1 Fatehah 7 Mecca 5
2 25 Farqan 77 Mecca 42
3 35 Fatir 45 Mecca 43
4 48 Fath 29 Madina 111
5 89 Fajr 30 Mecca 10
6 105 Fil 5 Mecca 19
7 113 Falaq 5 Mecca 20

G
1 88 Ghashiya 26 Mecca 68

H
1 11 Hud 123 Mecca 52
2 15 Hijr 99 Mecca 54
3 22 Hajj 78 Madina 103
4 41 Hamim Sajdah 54 Mecca 61
5 49 Hujurat 18 Madina 106
6 57 Hadid 29 Madina 94
7 59 Hashr 24 Madina 101
8 69 Haqqah 52 Mecca 78
9 104 Humazah 62 Mecca 32

I
1 3 Imran 200 Madina 89
2 14 Ibrahim 52 Mecca 72
3 82 Infitar 19 Mecca 82
4 84 Inshiqaq 25 Mecca 83
5 94 Inshira 8 Mecca 12
6 112 Iklas 4 Mecca 22

J
1 45 Jathiyah 37 Mecca 65
2 62 Jumah 11 Madina 110
3 72 Jinn 28 Mecca 40

K
1 18 Kahf 110 Mecca 69
2 108 Kauthar 3 Mecca 15
3 109 Kafirun 6 Mecca 18

L
1 31 Luqman 34 Mecca 57
2 92 Leyl 21 Mecca 9
3 111 Lahab 5 Mecca 6

M
1 5 Maidah 120 Madina 112
2 19 Maryam 98 Mecca 44
3 23 Muminun 118 Mecca 74
4 40 Mumin 85 Mecca 60
5 47 Muhammad 38 Madina 95
6 58 Mujadila 22 Madina 105
7 60 Mumtahana 13 Madina 91
8 63 Munafiqun 11 Madina 104
9 67 Mulk 30 Mecca 77
10 70 Maarij 44 Mecca 79
11 73 Muzammil 20 Mecca 3
12 74 Mudashir 56 Mecca 4
13 77 Mursalat 50 Mecca 33


N
1 4 Nisa 176 Madina 92
2 16 Nahi 128 Mecca 70
3 24 Nur 64 Madina 102
4 27 Naml 93 Mecca 48
5 53 Najm 62 Mecca 23
6 71 Noah 28 Mecca 71
7 78 Naba 40 Mecca 80
8 79 Naziat 46 Mecca 81
9 110 Nasr 3 Madina 114
10 114 Nas 6 Mecca 21

Q
1 28 Qasas 88 Mecca 49
2 50 Q'af 45 Mecca 34
3 54 Qamr 55 Mecca 37
4 68 Qalam 52 Mecca 2
5 75 Qiyamah 40 Mecca 31
6 97 Qadr 5 Mecca 25
7 101 Qariah 11 Mecca 30
8 106 Qureysh 4 Mecca 29

R
1 13 Ra'd 43 Madina 96
2 30 Rum 60 Mecca 84
3 55 Rahman 78 Madina 97

S
1 26 Shuara 227 Mecca 47
2 32 Sajdah 30 Mecca 75
3 34 Saba 54 Mecca 58
4 37 Saffat 182 Mecca 56
5 38 Sad 88 Mecca 38
6 42 Shura 53 Mecca 62
7 61 Saff 14 Madina 109
8 91 Shams 15 Mecca 26

T
1 9 Taubah 129 Madina 113
2 20 Ta Ha 135 Mecca 45
3 52 Tur 49 Mecca 76
4 64 Taghabun 18 Madina 108
5 65 Talaq 12 Madina 99
6 66 Tahrim 12 Madina 107
7 81 Takwir 29 Mecca 7
8 83 Tatfif 36 Mecca 86
9 86 Tariq 17 Mecca 36
10 95 T'in 8 Mecca 28
11 102 Takatur 8 Mecca 16

W
1 56 Waqiah 96 Mecca 46

Y
1 10 Yunus 109 Mecca 51
2 12 Yousuf 111 Mecca 53
3 36 Ya'sin 83 Mecca 41

Z
1 39 Zumar 75 Mecca 59
2 43 Zukhruf 89 Mecca 63
3 99 Zilzal 8 Madina 93

***********

THE INDEX IN THE

TRADITIONAL ORDER

-----------------------------------------------------------
Traditional Sura Nos. * Name of Sura * No. of verses
-----------------------------------------------------------

1. Fatehah 7
2. Al-Baqarah 286
3. Al-Imran 200
4. Al-Nisa 176
5. Al-Maidah 120
6. Al-Anam 165
7. Al-A'Raf 206
8. Al-Anfal 75
9. Al-Taubah 129
10. Yunus 109
11. Hud 123
12. Yousuf 111
13. Al-Ra'd 43
14. Ibhrahim 52
15. Al-Hijr 99
16. Al-Nahl 128
17. Bani Israil 111
18. Al-Kahf 110
19 Maryam 98
20. Ta Ha 135
21. Al-Anbiya 112
22. Al-Hajj 78
23. Al-Muminun 118
24. Al-Nur 64
25. Al-Farqan 77
26. Ash-Shuara 226
27. Al-Naml 93
28. Al-Qasas 88
29. Al-Ankabut 69
30. Al-Rum 60
31. Luqman 34
32. As-Sajdah 30
33. Al-Ahzab 73
34. Al-Saba 54
35. Al-Fatir 45
36. Ya'sin 83
37. As-Saffat 182
38. Sad 88
39. Az-Zamar 75
40. Al-Mumin 85
41. Hamim Sajdah 54
42. Ash-Shura 53
43. Al-Aukhruf 89
44. Al-Dukhan 59
45. Al-Jathiyah 37
46. Al-Ahqaf 35
47. Muhammad 38
48. Al-Fath 29
49. Al-Hujurat 18
50. Q'af 45
51. Al-Dhariyat 60
52. Al-Tur 49
53. Al-Najm 62
54. Al-Qamr 55
55. Ar-Rahman 78
56. Al-Waqiah 96
57. Al-Hadid 29
58. Al-Mujadila 22
59. Al-Hashr 24
60. Al-Mumtahana 13
61. As-Saff 14
62. Al-Jumah 11
63. Al-Munafiqun 11
64 Al-Taghabun 18
65. Al-Talaq 12
66. Al-Tahrim 12
67. Al-Mulk 30
68. Al-Qalam 52
69. Al-Haqqah 52
70. Al-Maarij 44
71. Noah 28
72. Al-J'nn 28
73. Al-Muzammil 20
74. Al-Mudashir 56
75. Al-Qiyamah 40
76. Al-Dahr 31
77. Al-Mursalat 50
78. Al-Naba 40
79. Al-Naziat 46
80. Abasa 42
81. Al-Takwir 29
82. Al-Infitar 19
83. Al-Tatfif 36
84. Al-Inshiqaq 25
85. Al-Bhruj 22
86. Al-Tariq 17
87. Al-A'la 19
88. Al-Ghashiya 26
89. Al-Fajr 30
90. Al-Balad 20
91. Ash-Shams 15
92. Al-Leyl 21
93. Al-Duha 11
94. Al-Inshira 8
95. Al-T'in 8
96. Al-Alaq 19
97. Al-Qadr 5
98. Al-Beyinnah 8
99. Al-Zilzal 8
100. Al-Aadiyat 11
101. Al-Qariah 11
102. Al-Takatur 8
103. Al-Asr 3
104. Al-Humazah 9
105. Al-Fil 5
106. Al-Qureysh 4
107. Alma'un 7
108. Al-Kauthar 3
109. Al-Kafirun 6
110. Al-Nasr 3
111. Al-Lahab 5
112. Al-Lklas 4
113. Al-Falaq 5
114. Al-Nas 6


IMPORTANT:-
---------
(1) According to traditional practice only the first BISMILLAH before
Sura `Fathiha' is counted as a verse. And all other "Bismillahs"
are treated as `Headings' for various Suras and therefore not
counted as verses.

(2) Sura 9 does not commence with Bismillah.

(3) Caution: The traditional Sura Nos. will tally in all copies
of the Quran. But in some translations the `Verse Nos' have
been changed by splitting the verse into two or three parts
and sometimes in the translations all the Bismillahs are
given Verse Nos. The correct No. of Suras and the Correct
No. of verses in each Sura as per the accepted traditional
version is given in this pamplet.

(4) Total No. of Suras 114
Total No. of Meccan Suras 86)
Total No. of Madinan Suras 28) 114

(5) Total No. of Verses 6239

The place of revelation - Mecca or Madina - is given as per the Holy
Quran Copy Printed at Kind Fahd Printing Complex Madina, Saudi Arabia.

IMPORTANT:
========

May the Almighty give guidance to Muslims to read Quran and follow
the guidelines given there in. This alone will pull Muslims out of
their present state of their present state state of decadence,
Disunity, selfishness and impoverishment.

"It is the duty of every Muslim, man, woman, or child to read the
and understand it according to their own capacity. If any one of
us attains to some knowledge or understanding of it by study,
contemplation and test of life, both outward and inward, it is
his duty, according to his capcity to instruct others and
share with them the joy and peace which results from contact with
the spiritual world."
- ABDULLAH YUSUF ALI

SAJDA THILAVATH AYATHS
-------------------------------------------------------------------------
SERIAL NO. *>---------SURA NAME---------<* SURA NO. * AYATH NO. ------------------------------------------------------------------------ 1 Al A'Raf 7 206 2 Al Ra'd 13 15 3 Al Nahl 16 50 4 Bani Israil 17 109 5 Maryam 19 58 6 Al Haj 22 18 7 Al Haj 22 77 Shafi 8 Al Farqan 25 60 9 Al Naml 27 26 10 As Sajdah 32 15 11 Sa'd 38 24 Hanafi 12 Hamim Sajdah 41 38 13 Al-Najm 53 62 14 Inshiqaq 84 21 15 Al Alaq 96 19 ------------------------------------------------------------------------- Sajda Wajib for Shafi at 22:77 Sajda Wajib for Hanafi at 38:24 Other 13 Places : Wajib for both. ------------------------------------------------------------------------- "In Allah let Believers Put their trust." - Holy Quran -------------------------------------------------------------------------






0 komentar:

Template by: Abdul Munir
Website: 99computercity